Cerebral palsy adalah salah satu jenis disabilitas fisik yang memengaruhi gerakan dan postur tubuh. Penderita cerebral palsy sering kali disalahpahami dan mendapat stigma negatif mengenai bentuk fisiknya. Banyak orang menganggap bahwa pengidap cerebral palsy pasti sulit bicara, mengenakan kursi roda atau memiliki disabilitas intelektual, namun sebenarnya hal tersebut hanyalah mitos.
Apa Itu Cerebral Palsy?
Cerebral Palsy adalah kondisi lumpuh otak dimana seseorang mengalami sekelompok kondisi yang memengaruhi otot dan saraf.
Sebagian besar kasus ini merupakan bawaan lahir namun ada juga kasus cerebral palsy yang baru terjadi saat dewasa. Pada kasus bawaan lahir, hal ini disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak yang terjadi selama masa kehamilan atau setelah melahirkan.
Cerebral palsy dapat ditandai dengan badan anak yang lemas dan terkulai, sulit mengunyah makanan, dan kesulitan merangkak.
Mitos dan Fakta Seputar Cerebral Palsy
Di masyarakat banyak beredar kesalahpahaman mengenai kasus penyakit cerebral palsy. Berikut ini mitos dan fakta seputar cerebral palsy yang masih banyak dipercaya masyarakat:
Mitos: Pengidap cerebral palsy pasti mengalami keterbelakangan mental
Fakta: Anak dengan cerebral palsy sering dianggap sebagai anak yang mengalami keterbelakangan mental sehingga kerap dijauhi lingkungan. Faktanya, tidak semua anak dengan cerebral palsy mengalami keterbelakangan mental.
Dilansir dari Health Direct, cerebral palsy utamanya menyerang postur tubuh dan gerak anak, bukan kecerdasan anak. Namun tidak menutup fakta bahwa sekitar 50% dari pengidap cerebral palsy mengalami masalah kecerdasan intelektual.
Semakin parah kasus cerebral palsy yang dialami, gangguan kecerdasan yang dialami anak-anak akan semakin tinggi.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Seseorang Mengalami Cedera Saraf Tulang Belakang (Spinal Cord Injury)?
Mitos: Cerebral palsy disebabkan karena kurang oksigen saat lahir
Fakta: Cerebral palsy dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen saat lahir namun persentase kasus tersebut sangat kecil. Faktanya, penyebab cerebral palsy hingga kini belum diketahui dan kondisi ini tidak disebabkan oleh satu penyebab utama, tetapi karena kombinasi beberapa faktor lainnya.
Mitos: Pengidap cerebral palsy adalah tunawicara
Fakta: Hanya 1 dari 4 orang pengidap cerebral palsy yang tunawicara. Namun hal ini bukan berarti mereka tidak bisa berkomunikasi dan memahami pembicaraan orang lain. Saat ini banyak terapi yang memudahkan anak cerebral palsy untuk berkomunikasi, sehingga mereka dapat hidup mandiri layaknya anak lainnya.
Mitos: Pengidap cerebral palsy biasanya berumur pendek
Fakta: Pengidap cerebral palsy umumnya memiliki kesehatan yang baik dan dapat hidup normal seperti masyarakat lainnya. Beberapa pengidap cerebral palsy menjalani terapi agar dapat tumbuh dan mencapai kemampuan fungsionalnya secara optimal sehingga mampu bekerja, hidup sehat dan tidak bergantung pada orang lain.
Baca Juga: Terapi yang Dibutuhkan untuk Anak Sindrom Down (Down Syndrome)
Mitos: Pengidap cerebral palsy tidak bisa memiliki keturunan
Fakta: Tidak ada bukti yang menyebutkan bahwa pengidap cerebral palsy akan mengalami masalah kesuburan dan kesulitan memiliki anak. Selain itu, cerebral palsy juga bukan merupakan penyakit keturunan sehingga peluang perempuan dengan cerebral palsy memiliki anak cerebral palsy sama besarnya dengan perempuan lainnya.
Banyak mitos seputar cerebral palsy yang beredar di masyarakat sehingga membuat anak dengan cerebral palsy tidak mendapat dukungan dari lingkungan dengan semestinya. Dengan mendapatkan informasi yang tepat seputar cerebral palsy, Anda dapat menghapus kesan negatif pada pengidap cerebral palsy yang sudah berkembang selama ini.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina